Bahaya Akibat Batu Akik
Demam batu akik yang melanda sebagian masyarakat Indonesia ternyata bagaikan sihir, karena dalam tempo yang tidak terlalu lama seakan masyarakat menjadi tergila-gila dengan batu akik, hal tersebut tidak memandang tua-muda, pria-wanita, kaya-miskin, dan besar-kecil. Batu akik memang seperti menyihir berbagai kalangan karena tidak membedakan batas usia, status, dan pekerjaan. Pada umumnya masyarakat menjadikannya aksesoris perhiasan seperti cincin, liontin, anting dan kalung.
Misalnya batu bacan, dimana 4 atau 5 tahun yang lalu batu ini kurang diminati oleh komunitas penggemar batu mulia, karena orang-orang telah lebih dulu cenderung ke produk impor seperti Blue Saphir atau Permata. Namun sekarang ini mulai melambung batuan seperti : Bacan, Giok Aceh, Black Opal, Batu Garut, Kalimaya, dll.
Lalu bahaya apakah yang muncul akibat fenomena batu akik ? berikut sedikit ulasan dari beberapa segi terkait fenomena tersebut :
Potensi longsor, Banjir, dan Kerusakan Lingkungan Alam
Meningkatnya permintaan akan batu akik bisa menimbulkan sebuah masalah, yaitu masalah yang terkait dengan lingkungan. Ketika struktur tanah yang ditumpangi oleh batu dan tanaman diatasnya, kemudian di bawahnya digempur oleh penambang batu. Tentunya hal ini akan melemahkan struktur pertanahan. Sehingga bisa menimbulkan berbagai dampak, seperti : Longsor, Banjir, dan Kerusakan Lingkungan lainnya.
Mungkin Longsor tidak terjadi sekarang karena maraknya pertambangan batu akik, namun dalam jangka panjang dapat terjadi tahun depan atau ketika terjadi hujan lebat.
Oleh karena itu Pemerintah seharusnya segera mengeluarkan regulasi khusus yang mengatur tentang pengelolaannya, baik yang menyangkut : manajemen pengelolaan, tenaga ahli yang mendampingi, sistem proses penjualan yang cukup jelas sehingga jaminan dari biaya-biaya penjualan batu ini bisa disimpan sebagai jasa lingkungan yang kemudian akan digunakan jika terjadi kerusakan akibat kegiatan tersebut.
Seperti halnya dampak penambangan emas yang menggunakan merkuri, kemudian merkuri mencemari tanah dan air sehingga mencemari sungai dan tanah yang ditambang. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan struktur tanah. BACA JUGA : Batu Mulia Paling Berbahaya.
Pandangan Agama Islam
Menurut MUI ternyata di balik pesona keindahan batu akik menimpan potensi bahaya yang dahsyat? Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan agar hobi batu-batu permata ini tidak sampai membuat penggunannya jatuh ke dalam kemusyrikan. MUI mengimbau jangan sampai penggemar dan kolektor batu akik merusak nilai akidah sebagai umat Islam. Apalagi mempercayai batu akik berpengaruh dalam kehidupan. Batu itu disukai hanya berdasarkan bentuk dan warnanya, tidak lebih dari itu.
Dalam hukum Islam, mempercayai dan meyakini benda-benda yang memiliki kelebihan dan membawa keberuntungan untuk kehidupan termasuk dalam dosa besar. Dan itu dilarang dalam Islam. Bahwa memang ada batu akik jenis tertentu jika dipakai dalam waktu yang lama memang mengalami proses pergantian warna. Dan itu tidak ada hubungannya bisa mendapatkan keberuntungan untuk kehidupan sehari-sehari, karena itu murni proses kandungan mineral yang ada dalam batu tersebut dan bukan karena ada kekuatan atau pengaruh mistisnya.
Masih menurut MUI, dalam mensikapi hal tersebut agar berhati-hati. Akidah tauhid itu jangan sampai rusak oleh persoalan sepele seperti halnya sepotong batu yang sesungguhnya tidak bisa membawa manfaat apa-apa. Karena dosa musyrik merupakan dosa yang tidak terampuni.
Demikian beberapa pandangan mengenai fenomena batu akik yang ada di masyarakat, dan hendaknya fenomena ini disikapi dengan bijak, jangan sampai hal tersebut dapat merugikan diri pribadi atau orang lain.